d' asik-in Al Qasma, Sebuah Revolusi dalam Nasheed

Pertengahan tahun 2008 nanti, mungkin akan sedikit menggemparkan bagi dunia musik beraliran religi – islami – atau yang lebih popular disebut Nasheed. Dunia nasheed akan kedatangan komunitas nasheed dengan konsep yang sangat berbeda dengan nasheed - nasheed pada umumnya. Dia adalah d' asiq-in Al Qasma. sebuah wadah yang memberikan warna lain dan sedikit tidak biasa dalam dunia religi atau nasheed.
Selama ini musik religi atau nasheed terkesan kaku dengan garapan serius. hal ini jelas membuat para pencinta musik religi atau nasheed menjadi terbatas bagi kalangan tertentu saja dan menyebabkan musik religi atau nasheed susah sekali berkembang. Efeknya pesan yang tertuang dalam lagu juga tidak tersampaikan dengan maksimal padahal pesan-pesan itu justru ditujukan untuk semua orang dari berbagai kalangan.
d' asiq-in Al Qasma, mempunyai arti yang sederhana tetapi “Nyari” -baca ; menggigit- diambil dari bahasa indonesia dan bahasa sunda asiq artinya asyik dan al kasma artinya "kasep maung" - harimau cakep -, secara filosofis d' asiq-in Al Qasma berarti selalu memberikan pesan-pesan yang tegas sesuai dengan aturan ke-Ilahi-an yang cakap sepertihalnya harimau, tetapi juga sangat santai, sederhana, dan asyik dalam penyampaiannya.
Grup ini digawangi oleh Muaz “doel” dengan ide – ide dan kepiawaiannya dalam bermain musik yang berperan sebagai "mang ikin" seorang tokoh yang lucu, supel, dan mau mendengarkan masalah - masalah orang lain. Yang kedua adalah iwan “ewok” dengan ide – ide dan kekalemannya yang berperan sebagai "wa atang" seorang yang dituakan, serius, dan bijaksana. Yang ketiga adalah empep “pepew” dengan kepolosan dan keluguannya berperan sebagai "empep", sengaja memerankan dirinya karena nama dan karakter memang sudah mewakili, dan yang terakhir adalah parto “cito” dengan keterbatasan dan keterbelakangannya berperan sebagai "parto" seorang jawa yang tidak bisa bahasa jawa sedikit sok tahu dan keras kepala tetapi dungu. d' asiq-in Al Qasma juga dibantu oleh dua orang kru, omat “tomat” dengan kegesitan dan pijatannya dan yadin “Al Fadol” dengan kengerian dan keburukannya, menjadikan the asiq-in Al Qasma terlihat solid dan mampu memberikan warna baru dalam dunia seni khususnya musik religi atau nasheed.
Lagu-lagu yang dibawakan pun terkesan ringan, enak didengar bagi siapapun dan kalangan manapun. Apalagi dengan musik yang familiar membuat album ini terkesan menarik dan mudah dicerna. lirik yang disampaikan menggunakan 3 bahasa, bahasa indonesia, bahasa sunda, dan bahasa "maung" - harimau -. Materi lagu yang disampaikan pun diangkat dari masalah-masalah sederhana dari kehidupan sehari – hari masyarakat pada umumnya.
Bagaimanapun itu, d' asiq-inAl Qasma tetap sama dengan group musik religi pada umumnya yang berusaha menjadi benar dengan menyuarakan kabar – kabar tentang kebenaran yang tertuang dalam lagu. Paling tidak itu akan menjadi pengingat bagi d' asiq-in Al Qasma sendiri untuk berusaha selalu dekat dengan Beliau, Sang Pencipta yang menjadi hakikat terbentuknya d' asiq-in Al Qasma.
Makassar, 20 maret 2008
1 komentar:
wa urang mah lain terbelakang tapi didinya nu kaharep teuing
Posting Komentar